Mencegah Kerusakan Lahan Gambut dengan Water Level Data Logger

Water Level Data Logger dapat digunakan di mana saja. Penggunaan water level data logger di lahan gambut sangat bermanfaat karena dapat mengukur elevasi dan suhu sampai-sampai mencegah kehancuran pada lahan gambut.

Kerusakan lahan gambut tidak sedikit terjadi karena kegiatan manusia, contohnya pengalihan hutan gambut menjadi lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Lahan gambut di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, merasakan tempo kehancuran tertinggi. Kerusakan terbesar disebabkan oleh pengalihan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pulp.


Kerusakan lahan gambut dimulai oleh proses penghabisan hutan (land clearing). Proses selanjutnya ialah pengeringan lahan yang bertujuan untuk memunculkan air yang terdapat dalam tanah gambut. Caranya dengan menciptakan parit atau drainase supaya air mengalir keluar.


water level data logger



Proses pengeringan ini mengakibatkan turunnya permukaan gambut. Sehingga pohon-pohon yang ada di permukaan tanah tidak dapat tegak dengan kuat sebab akarnya menyembul. Banyak pohon yang roboh di atas gambut yang tidak sehat.

Pengeringan pada lahan gambut mempunyai ciri khas yaitu tidak bisa kembali (irreversible). Sekali air dikeluarkan, gambut bakal kehilangan beberapa kemampuannya dalam menyimpan air. Di musim kemarau rawan terjadi kebakaran. Proses kebakaran hutan gambut adalah pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer dan membumihanguskan keanekaragaman kehidupan hutan. Sebaliknya di musim hujan hutan tidak dapat menyerap air dengan baik yang mengakibatkan bencana banjir.

Lahan gambut menyimpan 550 G ton karbon, jumlah ini setara dengan 75% karbon yang terdapat di atmosfir, dua kali jumlah karbon yang dikandung semua hutan non-gambut dan sama dengan jumlah karbon dari semua biomassa yang terdapat di bumi. Bahaya dari rusaknya gambut tidak hanya dialami secara lokal dan regional saja, tetapi berkontribusi pada bencana global perubahan iklim. Emisi karbon dapat terlepas ketika konversi gambut, mulai dari pembabatan vegetasi, kebakaran hutan, sampai proses dekomposisi gambut dampak kegiatan pertanian.

1). Kerusakan Ekosistem Gambut dapat terjadi pada:
  1. Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung dan
  2. Ekosistem Gambut dengan fungsi budidaya.
  3. Terdapat drainase buatan di Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan
  4. Tereksposnya sedimen berpirit dan/ atau kwarsa di bawah lapisan Gambut dan atau
  5. Terjadi pengurangan luas dan / atau volume tutupan lahan di Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan.
  6. Muka air tanah di lahan Gambut lebih dari 0,4 (nol koma empat) meter di bawah permukaan Gambut pada titik penaatan dan / atau
  7. tereksposnya sedimen berpirit dan / atau kwarsa di bawah lapisan Gambut.

2). 
Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung dinyatakan rusak apabila melampaui kriteria baku kerusakan sebagai berikut:

3). Ekosistem Gambut dengan fungsi budidaya dinyatakan rusak apabila memenuhi kriteria baku kerusakan sebagai berikut:

4). Pengukuran muka air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dilakukan pada titik penaatan yang telah ditetapkan.

5). Dalam penentuan titik penaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus didasarkan pada karakteristik lahan, topografi, zona pengelolaan air, kanal dan atau bangunan air.

6). Ketentuan mengenai tata cara pengukuran muka air di titik penaatan diatur dalam peraturan Menteri.


Berdasarkan yang tertulis di atas, Lahan gambut dapat disebutkan mengalami kerusakan bilamana muka air tanah di lahan Gambut lebih dari 0,4 (nol koma empat) meter di bawah permukaan Gambut pada titik penataan.

Supaya kehancuran lahan gambut tidak terjadi dampak muka air tanah yang melebihi batas, usahakan memakai alat pengukur level / elevasi air. Contohnya Water Level Data Logger, perangkat ini bisa mengukur elevasi dan suhu air pada lahan gambut. Tentunya mempermudah penelitian untuk memungut data mengenai elevasi dan pun suhu air dalam lahan gambut. Jadi, elevasi air pada lahan gambut bisa diukur sampai-sampai dapat mengantisipasi kehancuran lahan gambut.

0 komentar:

Posting Komentar